Pada bulan Maret, umat Hindu di Bali sibuk membuat benda yang bernama ogoh-ogoh, alias patung raksasa yang terbuat dari kayu bambu, kertas, gabus, dan spons.
Jika dulu masyarakat Bali membuat ogoh-ogoh yang identik dengan tokoh pewayangan maupun tokoh raksasa jahat, namun berkembangnya jaman dan teknologi kini masyarakat Bali banyak membuat ogoh-ogoh berwujud tokoh yang sedang populer.
Patung ogoh-ogoh berwujud tokoh kartun asal Malaysia, Upin dan Ipin yang memiliki tinggi 2 meter ini, ini dibuat oleh warga Desa Sanur Kaja, Banjar Buruwan, Jalan Danau Beratan Denpasar.
“Ide membuat ogoh-ogoh dengan sosok upin – ipin ini, berawal dari keprihatinan kami terhadap anak-anak jaman sekarang, karena terlalu di tekan oleh pendidikan yang terlalu keras” ungkap Ida Bagus Darma Suarsa, salah satu warga yang ikut membuat ogoh-ogoh.
“Anak kecil jika terlalu di tekan, maka dia akan menjadi jahat bak seorang raksasa” jelas dia.
Ogoh-ogoh sendiri merupakan tradisi pawai yang dikenalkan pada tahun 1993, sebagai simbol raksasa jahat yang dapat mengganggu manusia pada waktu Nyepi, yang nantinya akan di arak keliling kampung, oleh warga pada malam Pengerupukan, yakni malam sebelum hari raya Nyepi tiba. Meski dahulu sebenarnya ogoh-ogoh itu dibakar setelah pawai, namun sekarang ogoh-ogoh lebih di utamakan sebagai ajang perlombaan antar desa.
Untuk patung Ogoh-ogoh yang berukuran seperti Upin – Ipin ini, pembuatannya memerlukan biaya sekitar 4 juta rupiah.Upin-Ipin ini pun cukup mendapat perhatian orang-orang yang melintasi desa tersebut, terutama anak-anak.
Ogoh-ogoh Upin - Ipin yang besarnya tidak terlalu besar ini menghabiskan dana sekitar 4 jutaan, termasuk jumlah dana yang relatif besar untuk ukurannya. Jika dibandingkan dengan beberapa ogoh-ogoh yang dirangkai menjadi satu, total biayanya dapat mencapai 5 - 10 juta rupiah.
vivanews,
and etc
No comments:
Post a Comment