Saturday, July 10, 2010

Hewan Peramal Piala Dunia 2010 : Paul Si Gurita, Pino Si Simpanse

Paul Si Gurita peramal memang menjadi fenomena menarik di Piala Dunia 2010 ini. Pada partai final, Spanyol kontra Belanda, Gurita Paul telah menentukan pilihan jika Spanyol akan menaklukkan Belanda.

Paul selalu tepat memprediksikan laju Jerman di Afrika Selatan. Gurita ini pula yang menentukan jika langkah Der Panzer terhenti di tangan Spanyol. Melihat catatan ramalan Gurita Pau, tentu pendukung Belanda akan dibuat was-was.

Namun kini ada peramal baru yang dapat membuat suporter De Oranje bahagia. Jika Spanyol mendapat dukungan gurita maka Belanda mendapat dukungan dari seekor simpanse.

Seperti yang dilansir sebuah tabloid Estonia, Ohtuleht, Sabtu 10 Juli 2010, seekor simpanse pintar bernama Pino telah memprediksikan Belanda akan tampil sebagai juara di turnamen sepakbola terakbar itu.

Sayangnya prediksi Pino sedikit bias. Pasalnya, simpanse cerdas ini lahir di Amsterdam, Belanda. Pino merupakan penghuni kebun binatang di Tallinn, Estonia setelah didatangkan pada 1994 silam.

Dalam ritual ramalannya, Simpanse Pino ditawarkan dua kantong kertas yang berisi makanan ringan, masing-masing dihiasi dengan bendera Belanda atau Spanyol. Dia langsung memilih kotak berwarna Merah, Putih dan Biru yang merupakan bendera Belanda.

Uji coba di kebun binatang Estonia ini juga dilakukan pada seekor babi berjenis Red River Afrika. Meski terlihat ragu-ragu, namun babi ini juga memilih kotak berbendera Belanda.

Kini, tinggal menunggu dukun siapa yang lebih kuat untuk partai final nanti. Belanda mendapat dukungan seekor simpanse dan babi sedangkan Spanyol mendapat dukungan dari gurita.

Melihat keadaan sebelumnya Paul si gurita yang menjadi penghuni Sea Life di Jerman, bikin geger karena ia memilih Spanyol sebagai pemenang semifinal antara Jerman dan Spanyol. Padahal, gurita berumur dua tahun ini selalu menjagokan "Panser". Ketika Jerman melawan Inggris dan Argentina, misalnya, binatang berkaki tujuh itu selalu memilih makanan dari wadah berbendera Jerman, yang menunjukkan pemenang pada laga-laga tersebut.

Sementara itu, skuad Jerman berharap akan tuah sweter biru milik sang pelatih. Para pembantu Loew meminta sang pelatih agar tidak mencuci baju hangat lengan panjang itu karena hal itu diyakini dapat membawa keberuntungan bagi "Die Mannschaft". Selama tiga kali Loew mengenakannya, "Der Panzer" mengalahkan Australia 4-0, Inggris 4-1, dan Argentina 4-0.

Kekuatan "magis" sweter itu akhirnya luntur oleh ramalan Gurita Paul. Jerman gagal memperlihatkan serangan balik cepat dan permainan eksplosif. Jerman justru tak mampu keluar dari tekanan. Gawang Jerman koyak oleh sundulan Carles Puyol pada menit ke-73. Tandukan itu pula yang mengantarkan "Matador" ke final.

• VIVAnews & Kompas

Possibly Related Article



2 comments:

seo sydney said...

Good post..
I am interesting to link with you.
Nice to visit your blog.

SEO Hampshire said...

Your tips are remarkable. I regularly read your blog and its very helpful.If Spain had the support of octopus, the Netherlands has the support of a chimpanzee.